Dunia maya dihebohkan dengan viralnya video yang merekam keadaan padam listrik di terowongan Mina. Video tersebut disandingkan dengan Tragedi Mina tahun 2015, ketika banyaknya korban meninggal di tempat, saat berjejalan sempit hingga kesulitan bernafas di dekat lokasi lempar jumroh.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Mina, Amin Handoyo merespons hal tersebut dan memastikan bahwa tidak ada jamaah haji termasuk dari Indonesia yang menjadi korban jiwa saat mati listrik di terowongan Mina, pada Minggu (10/7/22) lalu.
Kejadian mati listrik tersebut memang benar adanya, terjadi di terowongan Mina, menuju lantai 3 Jamarat. Listrik mati kurang lebih 30 menit, namun tidak ada korban jiwa dari jamaah haji di seluruh penjuru dunia.
Wakasatops Masyair 3, Harun Al Rasyid menegaskan, insiden mati listrik di terowongan Mina tersebut terjadi pada pukul 05.15 hingga pukul 06.10 waktu setempat. Padamnya listrik tersebut karena adanya korsleting arus pendek.
Hal itu menyebabkan para jamaah yang belum memasuki terowongan terpaksa berhenti dan menunggu hingga lampu dan blower menyala kembali. Jamaah menunggu selama setengah jam, setelah kemudian melanjutkan kembali perjalanannya menuju Jamarat dengan lancar.
Di saat yang sama pula, rombongan jamaah yang berada di paling depan dipercepat untuk segera keluar dari terowongan, dan berusaha dialihkan ke jalan kanan kiri setelah terowongan.
Menurut Harun kepada Media Center Haji (MCH), tanda-tanda listrik padam memang sudah terlihat sejak malam hari. Hal itu ditunjukkan dengan lampu terowongan yang kadang mati juga kadang hidup.
Untuk diketahui, video dengan narasi hoax yang beredar merupakan video yang menampilkan puluhan mayat tergeletak di dekat terowongan Mina, yaitu sebuah video dari peristiwa 7 tahun silam, tepatnya pada 23 September 2015.
Tragedi Mina 2015, atau insiden desak-desakan Mina 2015 terjadi karena ada nya sekitar 300 jamaah haji yang melanggar peraturan dengan mengubah rute dan melawan arus, sehingga dua jamaah yang berada dalam satu lajur bertabrakan.
Hal tersebut membuat ruang gerak terhenti dan menyebabkan para jamaah kehabisan nafas. Dari kejadian ini, terdapat kurang lebih 700 jamaah meninggal dunia akibat sesak nafas.